IP address
digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address
berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce
komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan
menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer
tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
2.1 Format
IP Address
IP address
terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8
bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut :
-
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Notasi IP
address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga
sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4
buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan
desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP
address dalam format biner dan desimal :
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering
disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang
dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan
alamat dari komputer
tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
- IP Versi 4 (IPv4)
- IP Versi 6 (IPv6)
Pengiriman
data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan
komputer penerima. IP address memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (network address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.
2.2
Alamat IP versi 4
Alamat IPv4
terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a.
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang
ditentukan untuk sebuah antar muka jaringan yang dihubungkan ke sebuah
internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau
one-to-one.
b.
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang
didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama.
Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
c.
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang
didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang
sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
1. Kelas A
Bit pertama IP
address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24
bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada
kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16
juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan
jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar
berikut ini:
2.
Kelas B
Dua
bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai
antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host
ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID
= 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP
dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network
dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
3. Kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan
berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset
111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256
host.
4. Kelas D
IP address kelas D digunakan
untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset
1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224- 247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address
ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
5.
Kelas
E
IP address kelas E tidak
diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IPaddress kelas ini diset 1
11 1 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255 Sebagai tambahan dikenal
juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk
bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang
diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal
untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan
167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID.
Berikut adalah
aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
a.
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default
digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu
komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
b.
Network ID dan host
ID tidak boleh sama dengan 255
Network
ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
c.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP
address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network
digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
d.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam
suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
2.3 Alamat IP lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang
terkoneksi ke internet, semua alamat IP
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan
teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server),
maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public
address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
A.
Alamat
Publik
Alamat
publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak
ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah
terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat
publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu
lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di
internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama
masih terkoneksi dengan internet.
B.
Alamat
Ilegal
Intranet-intranet pribadi yang
tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat
memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang
telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah
organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat
yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah
ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi
lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya,
sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi
oleh host lainnya.
C. Alamat Pribadi
Setiap
node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap
internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang
terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global
terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat,
organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke
internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet
miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik
yang unik secara global.
Ketika
menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi,
para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi,
kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung
secara langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan
internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan internet
tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi
seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja
yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung
secara langsung ke internet.
Untuk
host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke
internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah
ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para
desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian
tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik.
Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan
alamat pribadi. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat
pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak
akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi
yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam
tiga blok alamat berikut:
a. 10.0.0.0/8
Jaringan
pribadi (private network) 10.0.0.0/8
merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang
valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8
memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah
organisasi privat.
b. 172.16.0.0/12
Jaringan
pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari
16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki
20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan
dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah
organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan
alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
c. 192.168.0.0/16
Jaringan
pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari
256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki
16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan
dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam
sebuah organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16 dapat
mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
d. 169.254.0.0/16
Alamat
jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk
tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1
hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0.
Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut
dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA).
Hasil dari penggunaan
alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan
dari alamat publik, mengingat pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di
dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center
(InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat
publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi
tersebut di dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat
dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host
yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke
sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki
sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah
ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address
Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke internet.
D. Alamat Multicast IP versi 4
Alamat
IP Multicast (multicast IP address)
adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak
penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki
alamat multicast IPv4, sebuah paket
yang ditujukan ke sebuah alamat multicast
akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host
yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk
mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat
multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal. Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA.
E. Alamat Broadcast IP versi 4
Alamat
broadcast IP versi 4 digunakan
untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan
paket data dengan tujuan alamat broadcast,
maka semua node yang terdapat
di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan
memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP
unicast atau alamat IP
multicast, alamat IP broadcast
hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alamat sumber.
Ada
empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed
broadcast, dan Limited Broadcast.
Untuk setiap jenis alamat broadcast
tersebut, paket IP broadcast
akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka
jaringan dengan menggunakan alamat broadcast
yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke
alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni
0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
a. Network Broadcast
Alamat
network broadcast IPv4 adalah
alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi
1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255.
Alamat network broadcast
digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas.
Router tidak dapat
meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
b. Subnet broadcast
Alamat
subnet broadcast adalah alamat
yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam
NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast
digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat
meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di
dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di
dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
c.
All-subnets-directed
broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang
dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan
ke alamat ini akan disampaikan ke semua host
dalam semua subnet yang
dibentuk dari network identifer
yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24,
alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah
alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.
Semua
host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan
router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang
asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan
banyaknya alamat network identifier
yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan
jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan
alamat jenis ini telah ditinggalkan.
d. Limited broadcast
Alamat
ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255).
Alamat ini digunakan ketika sebuah node
IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum
mengetahui network identifier-nya.
Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis
dengan menggunakan Boot
Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh,
dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat
ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server
DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua
host, yang berbasis kelas atau
tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke
alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan
ke semua node di dalam semua
jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan
tidak akan pernah diteruskan oleh router
IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja.
Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited
broadcast.
2.4 Alamat IP versi 6
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit
(jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar,
pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga
2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar
ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga
beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun
secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel
routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya
DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6,
konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration,
sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat
tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat
rendah (low-order bit) sebagai alamat host,
dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi
akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak
ada subnet mask, yang ada hanyalah Format
Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
A. Format Alamat
Dalam
IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok
bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format. Berikut
ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk
menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format,
angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu,
setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan
menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
B. Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat
di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir.
Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi
pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni
dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya.
Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal
format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut
dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk
menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya
hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya
pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh
setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel
berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
|
Alamat asli yang disederhanakan
|
Alamat setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Untuk menentukan berapa
banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua)
dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok
yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8,
dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah
bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
C. Format Prefix
Dalam
IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan
dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki
angka prefiks, tapi tidak digunakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena
memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks
adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang
tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam
IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4,
yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit
terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks
sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada
contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks
alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
D. Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format
prefix, yakni sebagai berikut:
a.
Alamat
Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara
langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
b.
Alamat
Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini
digunakan dalam komunikasi one-to-many.
c.
Alamat
Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat
dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address)
dan diberikan hanya kepada router, bukan
kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan
alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
a.
Link-Local,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
b.
Site-Local,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
c.
Global
Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam
Internet IPv6.
Sementara itu, cakupan
alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat
1. Unicast Address
Alamat unicast IPv6 dapat
diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
a. Unicast global addresses
Alamat
unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga
sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4
yang dapat secara global dirujuk oleh host-host
di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal
serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level
(Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6
Unicast Global.
|
Top Level Aggregation
Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi
sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name
Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian
mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan
untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA
ID atau NLA ID).
|
Next Level Aggregation
Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
kustomer tertentu.
|
Site Level Aggregation
Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah
situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak
dapat mengubah bagian alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang
spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
|
b. Unicast site-local addresses
Alamat
unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik sebuah
organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam
sebuah jaringan adalah mungkin. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah
FEC0::/48.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai
ketetapan alamat unicast site-local
|
Subnet
Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan
hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar.
Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi
(high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
|
Interface
Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
c. Unicast link-local address
Alamat
unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan
konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet
Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan
menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat
ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor
Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah
FE80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface
ID
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
d. Unicast unspecified address
Alamat
Unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang
administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.
Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0.
Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi
dua titik dua (::).
e. Unicast Loopback Address
Alamat
unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess
communication (IPC) dalam sebuah host.
Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
f. Unicast 6to4 Address
Alamat
unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat
saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat
publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan
tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan
panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ
adalah representasi dalam notasi colon-decimal
format dari notasi dotted-decimal
format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat
157.60.91.123 diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat
ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA
ID:Interface ID.
g. Unicast ISATAP Address
Alamat
Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat
saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa
prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier
(0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam
alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat
menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi
IPv4 dan alamat publik IPv4.
2. Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti
halnya alamat multicast pada IPv4.
Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap
semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang
digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111 1111
|
8 bit
|
Tanda
pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan.
Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini
merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika
nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi
untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local,
link-local, site-local, organization-local atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal group multicast
|
3. Anycast Address
Alamat
Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6
menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface
yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah
alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat
tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang
menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan
paket kepada salah satu dari banyak penerima.
E.
Keunggulan
IPv6
Otomatisasi berbagai
setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play).
Address pada IPv4 pada dasarnya
statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat
ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic
Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis
disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini
terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1.
Setting
otomatis stateless,
pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP
address, hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di
jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik
terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya
sebagai IPaddress dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini,
digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada setting
otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI
karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesaraddress MAC) terhadap
satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang
buruk.
2.
Setting
otomatis statefull adalah
cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan
menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan
cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router,
server dan host adalah ICMP (Internet
Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group
management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.
2.5 Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4
Kriteria
|
||
Panjang
alamat
|
32
bit
|
128
bit
|
Jumlah
total host (teoritis)
|
232=±4
miliar host
|
2128
|
Menggunakan
kelas alamat
|
Tidak
|
|
Alamat
multicast
|
Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4
|
Alamat
multicast IPv6, yaitu FF00:/8
|
Alamat
broadcast
|
Tidak
ada
|
|
Alamat
yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
Alamat
loopback
|
127.0.0.1
|
::1
|
Alamat
IP publik
|
Alamat
IPv6 unicast global
|
|
Alamat
IP pribadi
|
Alamat
IPv6 unicast site-local (FEC0::/48)
|
|
Konfigurasi
alamat otomatis
|
Ya
(APIPA)
|
Alamat
IPv6 unicast link-local (FE80::/64)
|
Representasi
tekstual
|
Dotted decimal format notation
|
Colon hexadecimal format notation
|
Fungsi
Prefiks
|
Subnet mask atau panjang prefiks
|
Panjang
prefiks
|
Resolusi
alamat DNS
|
A Resource Record (Single A)
|
AAAA Resource Record (Quad A)
|